SEJARAH KALENDER MASEHI
Dasar perhitungan sistem penangggalan ini didasarkan pada PEREDARAN MATAHARI SEMU, yang di mulai pada saat matahari berada pada titik ARIES (HAML) yakni tanggal 21 Maret hingga kembali lagi ke tempatnya semula. Lama waktu yang di perlukan untuk sekali putaran tersebut adalah 364,2425 hari.
Menurut para ahli, sebenarnya sistem perhitungan serupa sudah dipakai jauh sebelum Nabi Isa Alaihis Salam lahir. Karena pada saat itu bulan yang pertama bukanlah Januari seperti yang di pakai sekarang namun bulan yang pertama adalah MARET, bulan yang kedua adalah APRIL ,dan bulan yang terakhir atau yang ke duabelas adalah PEBRUARIUS. Setelah Dewan Perwakilan Rakyat Yunani melaksanakan sidang untuk pertama kalinya pada bulan Januari maka Bulan JANUARI di anggap sebagai bulan yang pertama dan bulan Desember merupakan bulan terakhir dalam sistem kalender mereka.
Setelah lama berjalan, perhitungan tahun pun mengalami perubahan. Tahun kelahiran Nabi Isa Alaihis Salam di jadikan tahun pertama dan nama-nama bulan tetap di teruskan, saat itu jumlah hari dalam satu tahun = 365,25 hari, hal ini di namakan SISTEM YUSTINIAN.
Setelah sistem Yustinian ini berjalan 15 abad mulailah orang ragu akan kebenaran / akurasi sistem ini. Salah satu hal yang menjadi acuan kesalahan sistem ini adalah hari peringatan naiknya Nabi Isa ke langit (easterday) yang di yakini jatuh pada hari minggu setelah purnama yang terjadi segera setelah 21 maret menjadi semakin bergeser menjauh dari semestinya. Keraguan ini menggugah hati Paus Gregorius XIII untuk melakukan koreksi. Maka pada 4 Oktober 1582 atas saran dari Klafius, Paus melakukan koreksi dengan memangkas kalender 10 hari, yakni Paus memerintahkan keesokan harinya yang mestinya tanggal 5 Oktober dijadikan 15 Oktober (di percepat 10 hari).
Peristiwa di atas merupakan peristiwa penting dalam Sejarah Kalender Masehi, satu tahun tidak lagi di hitung 365,25 hari, tetapi jadi 365,2425 hari. Dengan perhitunga baru ini maka terjadi selisih 3 hari dengan Sistem Yustinian tiap-tiap 400 tahun. Oleh karena itu untuk meminimalkan selisih maka di diciptakan tahun pendek( basitoh/ common year) dan tahun panjang (kabisat/ leap year).
Setelah sistem Yustinian ini berjalan 15 abad mulailah orang ragu akan kebenaran / akurasi sistem ini. Salah satu hal yang menjadi acuan kesalahan sistem ini adalah hari peringatan naiknya Nabi Isa ke langit (easterday) yang di yakini jatuh pada hari minggu setelah purnama yang terjadi segera setelah 21 maret menjadi semakin bergeser menjauh dari semestinya. Keraguan ini menggugah hati Paus Gregorius XIII untuk melakukan koreksi. Maka pada 4 Oktober 1582 atas saran dari Klafius, Paus melakukan koreksi dengan memangkas kalender 10 hari, yakni Paus memerintahkan keesokan harinya yang mestinya tanggal 5 Oktober dijadikan 15 Oktober (di percepat 10 hari).
Peristiwa di atas merupakan peristiwa penting dalam Sejarah Kalender Masehi, satu tahun tidak lagi di hitung 365,25 hari, tetapi jadi 365,2425 hari. Dengan perhitunga baru ini maka terjadi selisih 3 hari dengan Sistem Yustinian tiap-tiap 400 tahun. Oleh karena itu untuk meminimalkan selisih maka di diciptakan tahun pendek( basitoh/ common year) dan tahun panjang (kabisat/ leap year).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar