Sabtu, 27 September 2014

KENAPA BEDA HARI RAYA?

BEDA HARI RAYA


Kita hampir selalu disuguhi perbedaan demi perbedaan dalam pelaksanaan Awwal Romadlon, Iedul Fitri dan Iedul Adha diantara dua organisasi massa Islam terbesar di Indonesia.
Kalau Awwal Romadlonnya sama biasanya beda Hari Rayanya, begitu sebaliknya.
Bukannya penulis mengharamkan perbedaan, karena perbedaan pendapat sebenarnya 
merupakan Rohmat dari Alloh, jika didasari TAQWA
dan semangat berbuat yang terbaik demi balasan Akhirat,
tidak asal beda saja.
Sebagaimana sabda Baginda Rosululloh:

اختلاف امتي رحمة

Perbedaan pendapat di antara (Ulama' Robbani) ummatku merupakan
bagian dari Rahmat Alloh.

SEBENARNYA APA YANG MENJADI DASAR PERBEDAAN?
BISAKAH PERBEDAAN ITU DI ELIMINIR?

Sebelum kita jawab pertanyaan tersebut marilah kita baca beberapa
Ayat Al-quranul Karim dan Hadits Shohih yang menjadi DASAR ASAL
penentuan Awwal Romadlon dan Awwal Syawwal
dan kemudian di jadikankan juga sebagai dasar penentuan tiap Awwal
Bulan Hijriah.

يسألونك عن الاهلة قل هي مواقيت للناس والحج
(البقرة 189)

Dan orang-orang bertanya kepadamu (Hai Muhammad) tentang HILAL
Katakanlah (Hai Muhammad) Hilal itu adalah petunjuk waktu
dan pelaksanaan Hajji
(Q.S Albaqoroh 189)

هو الذي جعل الشمس ضياء والقمر نورا وقدره منازل لتعلموا عدد السنين والحساب
(يونس 5)

Dialah Alloh Dzat Yang Menciptakan matahari terang benderang
dan menciptakan rembulan bercahaya
dan menjadikannya MANZILAH-MANZILAH
agar kalian semua mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan-perhitungan.
(Q.S Yunus 5)

والقمر قدرنه منازل حتى عاد كالعرجون القديم
(يس 39)

Dan terhadap rembulan Aku (Alloh) pastikan MANZILAH-MANZILAHnya
sehingga kembali ( ke bentuk ) bagaikan
tandan yang sudah tua.
(Q.S Yasin 39)

Adapun Hadits-Hadits Shohih itu di antaranya :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
صوموا لرؤيته وافطروا لرؤيته فان غم عليكم فاكملوا شعبان ثلاثين
(متفق عليه)

Sabda Baginda Rosululloh S.A.W
BERPUASALAH KALIAN SEMUA JIKA HILAL (bulan sabit) SUDAH TERLIHAT
dan BERHARI RAYALAH KALIAN SEMUA JIKA HILAL SUDAH
TERLIHAT KEMBALI,
JIKA HILAL TERTUTUP AWAN (tak terlihat)
MAKA GENAPKANLAH BILANGAN BULAN SYA'BAN
MENJADI 30 HARI
(disepakati keshohihannya oleh Bukhori & Muslim)

اذا رايتم الهلال فصوموا واذا رايتموه فافطروا فان غم عليكم فصوموا ثلاثين يوما
(رواه مسلم)

JIKA HILAL SUDAH TERLIHAT MAKA MULAILAH BERPUASA
DAN JIKA HILAL SUDAH TERLIHAT KEMBALI MAKA
BERHARI RAYALAH
JIKA HILAL TERTUTUP AWAN (tak terlihat)
MAKA BERPUASALAH 30 HARI
(H.R. Muslim)

فصوموا لرؤيته وافطروا لرؤيته فان اغمي عليكم فاقدرواله ثلاثين
(رواه مسلم)

MAKA BERPUASALAH KALIAN SEMUA JIKA HILAL SUDAH TERLIHAT
DAN BERHARIRAYALAH KALIAN SEMUA
JIKA HILAL SUDAH TERLIHAT KEMBALI
JIKA HILAL TERTUTUP AWAN MAKA PASTIKANLAH
BILANGANNYA 30 HARI
(H.R. Muslim)


Al-qur'anul Karim, Hadits Nabi adalah dua sandaran Hukum utama Kaum muslimin,
di samping itu ada Ijma' Ulama', dan Qiyas menjadi sandaran hukum
jika dalam Al-qur'an dan Hadits tidak termaktub secara gamblang.

Dalam beberapa Hadits Shohih di atas jelas sekali DASAR MELIHAT HILAL
yang tentunya dilakukan dengan mata telanjang (BIL FI'LI) merupakan
DASAR MENENTUKAN AWWAL BULAN.

NAMUN ADA BEBERAPA KENDALA RUKYATUL HILAL BIL FI'LI :

1. Seseorang akan kesulitan serta merta melihat hilal beberapa saat setelah IJTIMA' / KONJUNGSI
karena Hilal bisa jadi tipis sekali, hampir tidak kentara kecuali dengan mata
yang terlatih.
2. Selain Hilal yang tipis juga waktu tampak di ufuq juga sebentar, hanya beberapa belas menit saja,
ini membutuhkan pengetahuan tentang KAPAN MATAHARI TERBENAM hari itu, dan
berapa lama Hilal tampak di ufuq, juga berapa derajat matahari terbenam
dari titik barat.
3. Horison tempat RUKYATUL HILAL harus bagus tiada halangan observasi ke arah
matahari terbenam. walhasil hanya dari beberapa tempat tertentu saja
Hilal bisa di lihat, misalnya pantai atau di atas bukit.
4. Cuaca ketika observasi beberapa saat sebelum matahari terbenam harus cerah  jika mendung,
berawan, berkabut atau hujan hampir di pastikan Hilal mustahil bisa terlihat.

JIKA INGIN RUKYATUL HILAL BIL FI'LI
setidaknya ada beberapa syarat untuk memudahan :

1. Mengengetahui Data waktu terjadinya IJTIMA' / IQTIRON / KONJUNGSI
2. Mengetahui waktu terbenamnya matahari, lokasinya dari titik barat, dan lamanya Hilal
di atas ufuq.
3. Memiliki data Hisab tentang ketinggian Hilal di atas ufuq, baik dengan metode TAQRIBI,
lebih baik lagi jika yang di pegang dari kategori
HAQIQI BITTAHQIQ.
Para Ahli berbeda pendapat masalah berapa ketinggian Hilal minimal sehingga bisa
dilihat dengan mata telanjang (BIL FI'LI)
Ada yang berpendapat 7 derajat
Ada yang berpendapat 5 derajat
keduanya untuk Hisab metode HAQIQI TAQRIBI
Ada yang berpendapat ketinggian Hilal minimum 2 derajat sudah mungkin bisa
di lihat (IMKANURRUKYAH) untuk Hisab metode HAQIQI BITTAHQIQ.
Berdasarkan pengamatan penulis pendapat yang terahir ini benar adanya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERBEDAAN PENENTUAN
AWWAL ROMADLON, HARI RAYA DAN LAINNYA:

1. Penggunaa metode Hisab yang berbeda-beda, ada yang akurasinya tinggi dan ada yang
tidak.
2. Penggunaan metode penentuan awwal bulan yang tidak berdasarkan hasil observasi
bulan yang akurat, misalkan dengan memakai patokan Hisab Urfi,
bahkan sekelompok orang memakai siklus pasang surut
air laut sebagai pedoman.
3. Kelompok yang sudah memakai metode Hisab dengan akurasi tinggi / metode
HAQIQI BITTAHQIQ terpecah menjadi dua :
a. Kelompok yang menyandarkan kesimpulan akhir masuknya bulan baru dengan
STANDAR IMKANURRUKYAH ( jika hasil Hisab ketinggian Hilal di perhitungkan
minimal 2 derajat ) maka kelompok ini baru berani menyatakan SATU HARI
SETELAH IJTIMA' ADALAH AWWAL BULAN BARU.
Pandangan seperti ini di anut oleh Ormas seperti NU dsb.
b. Kelompok yang menyandarkan kesimpulan akhir masuknya bulan baru dengan Ijtima',
ketika terjadi Ijtima' berarti ketika matahari terbenam hari tersebut Hilal sudah Wujud
atau positif di atas ufuq, tak perduli bisa dilihat dengan mata telanjang atau tidak,
besoknya di anggap sebagai awwal bulan baru, sehingga kelompok ini di sebut
pengikut STANDAR WUJUDUL HILAL.
Pandangan seperti ini di anut oleh Ormas seperti Muhammadiyah dsb.

Melihat kompleksitas permasalahan seperti di atas tentu agak sulit menghilangkan
perbedaan-perbedaan di antara kelompok-kelompok yang ada, karena
menyangkut keyakinan, dan interpretasi, tapi kita semua berharap perbedaan
yang ada BUKAN KARENA GENGSI KELOMPOK.
Tentunya jika semua kembali pada Perintah Alloh dan Rosulnya sebagaimana
tercantum dalam beberapa ayat Al-Qur'an dan Hadits Nabi di atas,
perbedaan-perbedaan yang tak perlu tak akan terjadi.


SEMOGA SUMBANGSIH TULISAN SEDERHANA INI
ADA MANFAATNYA.
امين

قال تعالى
واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا
و صلى الله على سيدنا محمد
و الحمد لله رب العالمين

Senin, 22 September 2014

HISAB AWWAL BULAN

HISAB AWWAL BULAN


AWWAL DZUL HIJJAH 1435H.



Berdasarkan Kitab Nurul Anwar (Haqiqi bittahqiq) :

IJTIMA' / KONJUNGSI terjadi pada Hari : RABU LEGI 24 SEPTEMBER 2014
                                                            JAM: 13.48 LMT (ISTIWA')
TINGGI HILAL                                         : 0 derajat 31 daqiqoh 44 tsawani
Lama hilal di atas Ufuq                              : 0 jam 2 menit 27 detik
Letak Matahari terbenam                           : 0 derajat 31 daqiqoh Selatan Khatulistiwa
MARKAZ                                                  : SIDOARJO 7,29LS 112,43 BT


KESIMPULAN:
Hilal masuk kategori GHOIRU IMKANIR RUKYAH (tidak mungkin bisa di lihat dengan mata telanjang) pada waktu Matahari terbenam Hari Ijtima' (Rabu Legi 24 september) oleh karena itu
berlaku ISTIKMAL (menggenapkan bilangan bulan Dzul Qo'dah 30 hari)
Oleh sebab itu maka AWWAL DZUL HIJJAH jatuh pada :
              JUM'AT PON 26 SEPTEMBER 2014
dan HARI RAYA IEDUL ADHA jatuh pada
             AHAD PAHING 5 OKTOBER 2014


Sumber; FORUM KAJIAN ILMU FALAK 'FARKHAN BAKRI' SIDOARJO
E-mail : forum.ilmu.falak@gmail.com

Senin, 08 September 2014

MENGHITUNG WAKTU SHOLAT

AYAT-AYAT AL-QURANUL KARIM YANG BERKAITAN

DENGAN :


1. AWWAL WAKTU SHOLAT

ان الصلاة كانت على المؤمنين كتابا موقوتا 
(النساء 103)

Sesungguhnya Sholat itu merupakan kewajiban bagi orang-orang Mukmin yang telah
ditetapkan waktu-waktunya.


وسبح بحمد ربك قبل طلوع الشمس وقبل غروبها ومن انائ اليل فسبح واطراف النهار لعلك ترضى
(طه 130)

Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbitnya matahari (Sholat Shubuh) dan sebelum 
matahari terbenam (Sholat Dzuhur dan Ashar) dan bertasbihlah pula 
ditengah malam (Sholat Isya') dan penghujung siang (Sholat Maghrib)
agar engkau diridloi

اقم الصلاة لدلوك الشمس الى غسق اليل وقرأن الفجر ان قران الفجر كان مشهودا
(الاسراء 78)

Dirikanlah Sholat sesaat setelah matahari tergelincir / sedikit bergeser dari zenit (Sholat Dzuhur)
sampai gelap malam (Sholat Ashar, Maghrib dan Isya') dan laksanakan pula
Sholat Shubuh, karena Sholat Shubuh itu disaksikan (oleh para Malaikat)


اقم الصلاة طرفي النهار وزلفا من اليل
(هود 114)

Dirikanlah Sholat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian 
permulaan dari malam.


menurut pandangan ILMU FALAK posisi matahari ketika masuk waktu-waktu Sholat
adalah sebagai berikut :

1. Sholat Dzuhur mulai masuk waktunya ketika matahari sedikit bergeser dari titik
kulminasi atas (90 derajat) hingga mulai masuknya waktu Sholat Ashar.
Dalam perhitungan ILMU FALAK Awwal Waktu
Sholat Dluhur dipresentasikan sebagai
JAM 12 TEPAT waktu LOCAL MAIN TIME (ISTIWA')

2. Sholat Ashar mulai masuk waktunya ketika panjang bayang-bayang suatu benda sama
dengan tinggi benda tersebut. Ketinggian matahari jika di hitung mulai
tempat terbitnya berkisar +/-150 derajat tergatung dari LINTANG daerah tersebut
dan nilai DEKLINASI Mataharinya.
Untuk menghitung Awwal Waktu Sholat Asar harus dicari IRTIFA' ASAR (H)
terlebih dahulu dengan rumus cotg H = tg(P-D)+1
P= lintang tempat (latitude)
D=deklinasi matahari
kemudian dihitung dengan RUMUS =

cos T=( -tanPXtanD+sinH:cosP:cosD):15

3. Sholat Maghrib mulai masuk ketika matahari terbenam dengan posisi piringan atas
matahari (UPPER LIMB) bersinggungan dengan kaki langit, yakni
posisi matahari 1 derajat 13 daqiqoh dibawah ufuq barat.

H ditentukan = -1derajat 13daqiqoh
dihitung dengan rumus yang sama seperti di atas



4. Sholat Isya' mulai masuk ketika hilang bias cahaya merah di langit sebelah barat, waktu Sholat
Isya' ini dimulai ketika bintang-bintang di langit kelihatan bercahaya sempurna
(ASTRONOMICAL TWILIGHT) yakni pada saat posisi matahari 18 derajat
dibawah ufuq barat.

H ditentukan = -18 derajat
dihitung dengan rumus yang sama

5. Sholat Shubuh mulai masuk waktunya ketika posisi matahari 20 derajat di bawah
ufuq timur.

H ditentukan = 20derajat
dihitung dengan rumus

cosT= (tanPXtanD+sinH:cosP:cosD):15

6. IMSAK adalah waktu sekitar 12 menit sebelum Shubuh dimana
orang-orang yang akan melaksanakan puasa mulai menahan diri dari segala hal
yang membatalkan puasa.

7.Terbit (Thulu'ussyamsi)
Waktu awwal terbit matahari ditentukan nilai H= -1derajat 13daqiqoh
dengan Rumus

cosT=(tanPXtanD-sinH:cosP:cosD):15

8. DLUHA
Awwal masuk waktu Dluha ditentukan H= -4derajat 30daqiqoh
dengan rumus

cosT=(tanPXtanD+sinH:cosP:cosD):15


Seluruh hasil perhitungan (T) merupakan waktu Local Main Time (ISTIWA') atau
waktu setempat, kalau ingin kita konversikan kedalam WIB atau GMT maka harus kita
tambah atau kurangi tergantung dari nilai DEKLINASI MATAHARI
dan GARIS BUJUR (LONGITUDE) daerah yang kita kehendaki.
 Jadi kita bisa menghitung waktu Sholat daerah manapun
asalkan sudah diketahui Lintang Tempatnya/garis Lintangnya(LATITUDE)
dan DEKLINASI MATAHARI tanggal yang kita kehendaki.
SELAMAT MENCOBA.

Minggu, 07 September 2014

HUKUM ILMU FALAK

HUKUM MEMPELAJARI ILMU FALAK

قال الاحضري رحمه الله تعالى 

واعلم بأن العلم بالنجوم   #   علم شريف ليس بالمذموم
لأنه يفيد في الأوقات   #   كلفجر والاسحار والساعات
وهكذا يليق بالعباد   #   حين قيامهم الى الأوراد


Allamah Al-Ahdlori SEMOGA ALLOH YANG MAHA SUCI selalu melimpahkan rahmat
padanya berkata :

Ketahuilah....
Sesungguhnya Ilmu Perbintangan (ILMU FALAK) adalah ilmu yang mulia
ilmu yang tidak terlarang dalam agama
Karena ilmu tersebut dapat diketahui waktu-waktu
Seperti waktu Shubuh, waktu sahur dan....
Waktu-waktu yang lain
Begitulah dengan bekal ilmu ini
Seorang Hamba Alloh dapat membagi waktunya
kapan dilakukan wirid-wirid istiqomahnya


Kamis, 04 September 2014

MUQODDIMAH

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمدلله رب العالين
والصلاة والسلام على سيدنا محمد خاتم المرسلين
وعلى اله وصحبه ومن تبعهم الى يوم الدين

اما بعد




ILMU FALAK ramai di bicarakan di Indonesia oleh khalayak ramai terutama menjelang BULAN SUCI ROMADLON & IDUL FITRI, untuk bulan-bulan yang lain relatif jarang dibicarakan. meskipun menjelang masuknya bulan DZUL KHIJJAH atau peristiwa-peristiwa alam semisal GERHANA MATAHARI & GERHANA REMBULAN

Sebenarnya apa sih ILMU FALAK itu ?
Apa saja yang di pelajari dalam ILMU FALAK?



ILMU FALAK bisa didefinisikan sebagai Ilmu Pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda langit yakni Matahari, Bulan, Bintang-bintang, dan benda-benda langit yang lain, dengan tujuan untuk mengetahui posisi dari benda-benda tersebut satu sama lain dalam cakrawala (PRACTICAL ASTRONOMI).

Ada beragam istilah Ilmu Pengetahuan yang bersinggungan dengan ILMU FALAK di antaranya :

ASTRONOMI        : Ilmu Pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit secara umum.



ASTROLOGI         : Ilmu Pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit tetapi dihubungkan
                                  dengan tujuan mengetahui nasib/peruntungan.



ASTROFISIKA      : Ilmu Pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit dari perspektif cara,
                                  hukum-hukum, dan teori Ilmu Fisika.

ASTROMETRIK   : Ilmu Pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit dengan fokus
                                  mengetahui ukurannya dan jarak antara satu benda langit dengan yang lain.

ASTROMEKANIK :Ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit dengan fokus mempe-
                                  lajari gerak dan gravitasi/ gaya tarik benda-benda langit dengan mengikuti
                                  hukum dan teori mekanika.

COSMOGRAPHI    :Ilmu Pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit dengan fokus
                                  mengetahui data-data dari seluruh benda langit.

COSMOGONI         :Ilmu Pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit dengan fokus kajian
                                  mengetahui latar belakang kejadiannya dan perkembangannya.

COSMOLOGI         :Ilmu Pengetahuan yang mempelajari bentuk, tata himpunan, dan sifat-sifat jagat
                                  raya.

ILMU HISAB          :Ilmu Pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit berdasarkan
                                  perhitungan posisi-posisi dari benda-benda langit. Ini adalah nama lain dari
                                  ILMU FALAK.